PENYAKIT YANG DITAKUTI MANIA ANDHOKAN TANAH AIR
Salmonella, king of penyakit
Bila kita dengar jenis penyakit Salmonella, atau sering disebutnya dengan parasit yang mematikan ketika menyerang pembalap, bulu kuduk terasa berdiri. Mengapa? Sebab, jenis penyakit ini bila sudah menyerang pada pembalap di kandang, sehari bisa menghabiskan belasan ekor, bahkan puluhan ekor. Bila dalam satu kandang terdapat ratusan merpati. Untuk mengusirnya, cukup lama. Dia bisa bertahan sampai 18 bulan (1,5 tahun). Bagaimana cara mengatasinya? Apa ada obat yang bisa membasminya? Sehingga sebagian mania menjulukinya dengan King Of penyakit.
Berbagai macam jenis penyakit yang terdapat pada merpati. Baik itu Tetelo atau sering disebut dengan ND, Canker (Goham), dan masih banyak lagi. Salah satu penyakit yang menghantui mania, ketika menyerang merpati selain ND yakni Salmonella.
Jenis parasit mudah menempel pada kandang yang terbuat dari kayu mampu bertahan sekitar kurang lebih 18 bulan (1,5 tahun). Apalagi kondisi kandang yang lembab dan minim sekali tersinari matahari. Salmonella akan lebih senang dan mudah berkembang biak.
Salmonella, bisa datang ke kandang lewat merpati luar yang dimasukkan ke dalam kandang tanpa dikarantina terlebih dahulu. Maksud karantina disini yakni dimandikan dengan shampoo atau jenis antiseptik untuk menghilangkan virus atau bakteri yang melekat pada bulunya. Selanjutnya, dijemur di terik sinar matahari. Ini dilakukan selama tiga sampai empat hari. Selanjutnya, merpati bisa disatukan dengan merpati lainnya.
Selain itu, vektor (penghantar) munculnya Salmonella bisa lewat lalat, tikus atau jenis hewan lainya. Juga bisa lewat makanan yang dimakan. Oleh sebab, itu sebaiknya kandang harus bebas dari tikus atau jenis hewan lainya. Juga makanan dijaga, sehingga bisa lebih higienis.
Ada satu lagi yang sangat-sangat mengkhawatirkan yakni penyakit ini bisa masuk ke dalam calon embrio. Lewat transmisi bakteri ke sel. Bila sudah seperti ini, embrio dapat mati (sebab, tingkat bakteri yang masuk sudah terlalu tinggi). Cirinya, tanda "hitam" pada telur. Selanjutnya, telur pun tidak bisa menetas.
Adapun gejala merpati yang sudah terjangkit penyakit ini yakni :
Pertama, merpati kelihatan sehat, namun tidak ada keinginan untuk terbang. Terasa lemas dan keesokkan harinya jika tidak terdeteksi, merpati langsung sekarat. Kedua, diare tinggi. Tinja yang dikeluarkan berwarna hijau atau keputihan disertai lendir. Jika sudah seperti ini, maka secepatnya mania harus menyingkirkan. Bila tidak, bakal menular ke merpati lainnya.
Ketiga, bila sudah terjangkit Salmonella, maka artikulasi dari sayap atau kaki bengkak dan sakit ketika disentuh. Kadang-kadang merpati tidak bisa terbang, bahkan sayap tergantung pada lantai.
Keempat, bila sudah seperti hal diatas, maka infeksi mudah merambat ke jaringan otak. Akibatnya, kepala tengleng dan miring. Atau mania barat menyebutnya kehilangan orientasi dan gerakan yang menyerupai infeksi Paramyxovirus.
Oleh sebab itu, sebaiknya penghobi menggunakan kandang alminium (tahan karat). Bila dana kurang menunjang, bisa menggunakan bahan dari kayu, dengan catatan harus dilakukan pengecetan, guna menghindari masuknya Salmonella pada sel-sel kayu.
Juga, cara pembersihan kandang lebih memfokuskan pada pojok kandang. Sebab, umumnya pada pojok kandang ini lebih banyak terdapat kotoran tinja yang melekat. Kotoran ini lebih suka disinggahi Salmonella guna bertahan hidup sampai 18 bulan.
Lain lagi, jika kandang terbuat dari alminium, sekali semprot, kotoran bisa hilang dan kandang bersih bebas dari sisa tinja yang ada.
CARA CEGAH & OBATI
hindari overload di kandang
Cara mencegah infeksi Salmonella antara lain, kebersihan pada kandang. Sebab, dengan bersih, penyakit tidak akan datang dan hinggap di kandang. Juga hindari lalat dan tikus. Serta, satu ini yang harus diperhatikan yakni jangan penuhi kandang dengan jumlah merpati yang melebihi dari kapasitas (overload).
Sebab, dengan jumlah yang melebihi batas, udara jadi pengap. Akibatnya, menurunkan kekebalan daya tahan tubuh merpati. Disini, Salmonella lebih mudah muncul. Sebab, penyebaran penyakit ini tidak hanya pada merpati luar, juga dari udara yang bertiup ke dalam kandang.
Terus, apa pengobatannya?
Secara kedokteran hewan, memang cara yang ampuh yakni kotoran merpati yang sakit kita ambil dan diperiksakan di laboratorium. Disini akan kelihatan, jenis penyakit apa yang menyerangnya. Selanjutnya, diberikan antibiotik guna memberantas penyakit tersebut. Namun, di Indonesia, cara ini tidak pernah dijalankan, jika ada itu pun bisa dihitung dengan jari. Mereka cukup memberikan obat-obatan sejenis, yakni obat ayam.
Umunya yang biasa dilakukan dengan memberikan sejenis tablet yakni tony’s tresure, tablet buatan negeri Australia. Obat ini juga cukup ampuh untuk menghantam jenis berak hijau dan putih. Hal ini, juga diakui oleh Heny Widodo, pemilik Kyky Poultry Sidoarjo.
“Umumnya, mania andhokan jika merpatinya terjangkit jenis berak hijau dan putih lebih suka memberinya tony’s tresure. Tiap pagi dan sore satu tablet dilakukan selama minimal tiga hari berturut-turut. Umumnya, merpati bisa kembali pulih dan sehat”.
Sebaliknya jika kondisi sudah tengleng tidak ada obatnya. Mania coba cari obat antibiotik khusus ayam. Sebab, dosisnya lebih tinggi. Karena khusus merpati tidak ada. Yang ada adalah pencegahan dan kondisi merpati sewaktu tinjanya hijau atau putih dan berlendir.
Jika bisa sembuh, berarti ada keajaiban bagi pembalap tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar